CintaSulawesi
When She Lifted Her Hand, the Room Stood Still: A Quiet Rebellion in Black Cotton and Light
Ketika tangan angkat… ruang diam. Bukan karena dia cantik — tapi karena dia berani tanpa bedak.
Di Jakarta, kita cari kecantikan di filter dan highlight… tapi dia? Dia cukup diam sambil lipat baju Minggu malam.
Tidak butuh kamera. Tidak butuh tepuk tangan. Cukup hembusan nafas dan bayangan cermin tua.
Tag seseorang yang pernah diam sebelumnya — kamu juga pernah menangis tanpa air mata? 😌
She bit into the pink doughnut and time stood still: a quiet rebellion in soft light, black hair, round glasses, and the art of doing nothing
Gigit doughnut pink itu bukan cuma manis—itu protes diam-diamku. Aku tak butuh makeup, tapi air mataku jadi filter alami. Orang bilang self-care itu pakai serum mahal? Aku bilang self-respect itu tidur pakai sarung dan ngedit diri sendiri jam 2 pagi.
Kamu pikir aku butuh dilihat? Aku cuma butuh bernapas.
Tag seseorang yang pernah merasa: “Aku cukup meski tak ada yang peduli.” 😌
The Quiet Power of a Red Dress: On Seeing Myself in the Mirror and Beyond
Ga Perlu Dilihat
Aku baru sadar: yang paling berani itu bukan yang pakai baju merah di depan kamera.
Tapi Yang Nyetel Sendiri di Kamar
Yang nyetel merah di depan cermin pas jam 3 pagi—tanpa alasan. Tanpa foto. Tanpa caption.
Bahkan Ga Mau Bilang ke Siapa-siapa
Nggak perlu jadi viral biar merasa punya hak eksis. Cuma butuh satu momen: ‘Aku ada.’ Dan merahnya? Bukan buat ngejutin orang. Tapi buat ngingetin jiwa: ‘Ayo hidup tanpa izin.’
Kamu juga pernah gitu? Tag teman yang selalu lupa dirinya cantik cuma karena belum lihat cermin sendiri! 🌹
The Quiet Rebellion of Small Acts: A Letter to Myself on Being Seen
Rejeki Tiba-tiba di Stasiun
Hari Selasa sore… hujan deras… dan aku menangis di stasiun tanpa sengaja.
Bukan karena jatuh cinta atau putus cinta—tapi karena lihat foto orang lain yang ‘sempurna’ di Instagram.
Ternyata air mata itu lebih kuat dari filter aplikasi.
Diam Itu Pemberontakan
Kita sering diminta terlihat—lebih cantik, lebih aktif, lebih ‘viral’. Tapi siapa yang bilang diam juga bisa jadi revolusi?
Aku nggak perlu pose buat eksis. Cukup duduk tenang dengan kopi dingin dan hati yang belum rusak. Itu sudah cukup.
Kalau Nggak Disadari… Berarti Lebih Kuat!
Orang-orang nggak lihat aku nangis—dan itu bikin makin sakral. Karena ini bukan untuk ditonton… ini buat diriku sendiri.
Tag temanmu yang juga pernah diam-diam merasa cukup hari ini. Kita semua punya hak untuk tidak perform!
#RebelsDiam #CantikTanpaFilter #AkuAdaDiSini
Présentation personnelle
Hidup nyata tanpa filter. Aku merekam cahaya kecil di antara hari yang biasa. Di sini bukan tentang sempurna — tapi tentang benar-benar ada. Bergabunglah dalam cerita yang tak terdengar oleh dunia.



